Percaya atau tidak, semua orang pasti pernah jatuh cinta. Pasti! entah cinta
monyet atau atau cinta sejati. Setiap orang pasti pernah merasakannya. Dan
cinta bagaikan sesuatu yang paling ingin dirasakan oleh berbagai orang. Begitu
juga denganku. Aku selalu bertanya, mengapa cinta bisa merubah segalanya, dari
yang tadinya buruk menjadi baik atau sebaliknya. Mengapa setiap orang yang
jatuh cinta rela melakukan apa saja demi cintanya? Mengapa mereka yang jatuh
cinta rela tersakiti hanya karena cinta? Bukankan ada cinta yang harusnya lebih
mereka prioritaskan seperti cinta kepada tuhan, dan cinta kepada orang tua.
Mengapa mereka yang jatuh cinta melupakan segala tujuan hidupnya hanya karena
cinta? Darimana cinta itu datang? Mengapa benih-benih cinta bisa hinggap di
hati seseorang? Apa yang membuat orang itu jatuh cinta? Apa karena tampang?
Harta? Kepintaran? Sifat? Atau apa? Mengapa sedemikian rumitnya cinta
dijelaskan oleh gadis 17 tahun sepertiku?
Oke, kita lupakan segala pertanyaan-pertanyaan yang aku sendiri tak tahu jawabannya. Aku akan langsung menceritakan kisahku.
Aku tak tahu sejak kapan aku mulai menyukainya, dan kenapa harus dia yang aku sukai. Setiap kali melihat wajahnya ada setitik sinar yang mampu membuat hatiku terasa sejuk. Dia selalu terlihat lebih keren dari bisanya. Dan hal itu yang selalu membuatku tersenyum. Aku pikir aku hampir gila, tapi aku selalu tak berhasil mengalihkan pikiranku darinya. Aku selalu memikirkannya. Aku sangat senang saat ia berjalan bersamaku, mengobrol dengannya. Aku menikmati kedekatan kita. Aku selalu menceritakan segala yang ia perbuat di sekolah kepada kakakku dengan semangat. Awalnya aku tak tahu kenapa aku seperti ini. Aku berusaha melupakannya. Tak memikirkannya.
Setelah beberapa lama temanku, bilang kalau dia menyukaiku. Apa? Aku hampir tak percaya. Aku melihat ada setitik harapan untukku, untuk bersamanya. lebih dekat dengannya. Dan kemudian aku berusaha menunjukkan perasaanku kepadanya. Awalnya dia terlihat biasanya. kemudian segalanya berubah. Ketika semua orang mengetahui perasaanku kepadanya. ketika itu juga dia mulai menjaga jarak denganku. okeh, Aku merasa tebuang, tersingkirkan olehnya ketika kudengar dia telah bersama orang lain. Aku merasa ada tamparan hebat dimukaku. Kenapa dia memilih pergi bersama orang lain, ketika dia tahu perasaanku kepadanya. Sebegitu tak berharganyakah perasaanku kepadanya?
Aku mulai menyadari tak selamanya cinta itu indah. Teman-temanku boleh saja memiliki segudang kisah cinta. Yang kata mereka menarik untuk dikenang. Dan bisa mereka ceritakan kepada anak-cucu mereka kelak. Tapi aku memutuskan untuk tidak memikirkan hal lain selain masa depanku. Aku akan berpaling darinya. Melupakan semuanya. Menghentikan perasaan yang mungkin saja akan semakin kuat kalau tidak dicegah. Biarlah waktu yang menjawab semuanya.
Oke, kita lupakan segala pertanyaan-pertanyaan yang aku sendiri tak tahu jawabannya. Aku akan langsung menceritakan kisahku.
Aku tak tahu sejak kapan aku mulai menyukainya, dan kenapa harus dia yang aku sukai. Setiap kali melihat wajahnya ada setitik sinar yang mampu membuat hatiku terasa sejuk. Dia selalu terlihat lebih keren dari bisanya. Dan hal itu yang selalu membuatku tersenyum. Aku pikir aku hampir gila, tapi aku selalu tak berhasil mengalihkan pikiranku darinya. Aku selalu memikirkannya. Aku sangat senang saat ia berjalan bersamaku, mengobrol dengannya. Aku menikmati kedekatan kita. Aku selalu menceritakan segala yang ia perbuat di sekolah kepada kakakku dengan semangat. Awalnya aku tak tahu kenapa aku seperti ini. Aku berusaha melupakannya. Tak memikirkannya.
Setelah beberapa lama temanku, bilang kalau dia menyukaiku. Apa? Aku hampir tak percaya. Aku melihat ada setitik harapan untukku, untuk bersamanya. lebih dekat dengannya. Dan kemudian aku berusaha menunjukkan perasaanku kepadanya. Awalnya dia terlihat biasanya. kemudian segalanya berubah. Ketika semua orang mengetahui perasaanku kepadanya. ketika itu juga dia mulai menjaga jarak denganku. okeh, Aku merasa tebuang, tersingkirkan olehnya ketika kudengar dia telah bersama orang lain. Aku merasa ada tamparan hebat dimukaku. Kenapa dia memilih pergi bersama orang lain, ketika dia tahu perasaanku kepadanya. Sebegitu tak berharganyakah perasaanku kepadanya?
Aku mulai menyadari tak selamanya cinta itu indah. Teman-temanku boleh saja memiliki segudang kisah cinta. Yang kata mereka menarik untuk dikenang. Dan bisa mereka ceritakan kepada anak-cucu mereka kelak. Tapi aku memutuskan untuk tidak memikirkan hal lain selain masa depanku. Aku akan berpaling darinya. Melupakan semuanya. Menghentikan perasaan yang mungkin saja akan semakin kuat kalau tidak dicegah. Biarlah waktu yang menjawab semuanya.